Kamis, 25 Juni 2009

Dampak Kelangkaan Minyak Tanah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun ini berbagai masalah menimpa Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini saya mengambil contoh kenaikan dan kelangkaan minyak tanah. Peristiwa ini sungguh sangat meresahkan masyrakat tingkat menengah kebawah, ini disebabkan 90% masyarakat Indonesia pengguna minyak tanah.
Kenaikan harga minyak tanah ini dikarenakan kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi. Sehingga begitu banyak dampak yang timbul akibat kenaikan minyak dunia ini. Contohnya kenaikan tarif transportasi, kenaikan harg abahan pokok pangan (beras, gula, sayur-sayuran, dll). Tidak hanya Negara Indonesia yang terkena dampaknya, melainkan negara-negara lainnya di dunia.
Kenaikan minyak tanah ini diawali sekitar bulan Juli-Agustus. Dari harga Rp2.500,-/liter naik hingga Rp4000,-/liter. Sampai dengan Juli 2008, konversi minyak tanah baru mencapai 30% dari target 1 juta kiloliter. Apabila bisa dipercepat, berarti mengurangi konsumsi minyak tanah, karena konsumsi minyak tanah adalah yang paling besar.
Memperkirakan harga minyak mentah selama 2009 akan mengalami penurunan. Namun penurunan itu akan tidak berati akibat peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), sehingga dampak kerancangan anggaran dan pendapatan negara (RAPBN) 2009 tidak cukup signifikan. Pemerintah tidak menutup semua kemungkinan yang ada setelah minyak dunia turun dari level tertinggi 147 dolar AS pada Juli lalu menjadi 70 dolarAS saat ini.
Hidayat (ketua umum Kamar Dagang dan industri) mengatakan kelompok yang paling terkena dampak kenaikan harga BBM adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan produsen skala menengah dan kecil serta sektor transportasi. Karena itu, dia menegaskan pemerintah harus berhati-hati menentukan besar kenaikan karena akan terjadi penurunan daya beli yang sangat besar, selain itu juga harus diwaspadai jangan terjadi gejolak harga yang berlebihan dengan kenaikan harga BBM tersebut.
Mengenai harga minyak tanah, pemerintah sepakat untuk dipertahankan Rp 2.500,-/liter. Jika harga minyak tanah diturunkan, program konversi ke elpiji akan terganjal dan permintaan terhadap komoditas tersebut akan meningkat. Sementara itu, pengamat ekonomi dari Econit Hendri Saparani menyatakan dengan penurunan harga BBM bersubsidi kali ini, biaya transportasi dan kebutuhan pokok tetap sulit diturukan.

B. Masalah
1. Apa penyebab kenaikan dan kelangkaan minyak tanah?
2. Dampak apa sajakah yang timbul akibat kenaikan dan kelangkaan minyak tanah ini?
3. Bagaimana tindakan pemerintah untuk menanggulanginya?

C. Tujuan
1. Mendiskripsikan kenaikan dan kelangkaan minyak tanah,
2. Mendiskripsikan masalah yang timbul akibat kenaikan dan kelangkaan minyak tanah.
3. Untuk mengetahui tinkan pemerintah untuk menaggulangi,


PEMBAHASAN

A. Penyebab Kenaikan dan Kelangkaan Minyak Tanah
Memperkirakan harga minyak mentah selama 2009 akan mengalami penurunan. Namun penurunan itu akan tidak berarti akibat peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), sehingga dampak kerancangan anggaran dan pendapatan negara (RAPBN) 2009 tidak cukup signifikan. ”asumsi harga minyak memang bisa ditekankarena harga kan memang turun. Tapi ini akan terkompensasi oleh konsumsi yang tinggi”, kata Kepala BKF Depkeu Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa (12/8). Menurut dia, jika konsumsi BBM bersubsidi dapat ditekan sehingga banyak mencapai sekitar 38,9 juta kiloliter pada 2009, maka pemerintah akan mendapatkan tambahan pendapatan yang signifikan. Upaya untuk mengerem peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, salah satunya adalah dengan melanjutkan program konversi energi dari BBM, terutama minyak tanha ke gas elpiji.
Sampai dengan Juli 2008, konversi minyak tanah baru mencapai 30% dari target 1 juta kiloliter. Kalau bisa dipercepat, berarti akan mengurangi konsumsi minyak tanah. Ini karena yang paling besar subsidinya adalh minyak tanah, upaya meneruskan program konversi itu, antara lain dengan penyediaan tabung gas dan sosialisasi yang lebih cepat.
Terkait dengan anggaran untuk subisidi, APBNP 2008 mengalokasikan dana sebesar Rp 234,41 triliun. Ini terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp 126,82 triliun, subsidi listrik Rp 60,29 triliun, subsidi pangan Rp 8,59 triliun, subsidi pupuk Rp 7,81 triliun, subsidi benih Rp 2,15 triliun, public service obligation (PSO) Rp 1,73 triliun, subsidi bunga kredit programRp 2,15 triliun, subsidi minyak goreng melalui operasi pasar Rp 500 miliar, subsidi kedelai Rp 500 miliar, dan subsidi pajak Rp 25 triliun. Subsidi BBM sebesar Rp 126,82 triliun didasarkan pada parameter perhitungan volume premium 16,98 juta kiloliter, minyak tanah 7,56 juta kiloliter, minyak disel atau solar 11 juta kiloliter, volume minyak tanah dikonversi ke elpiji sebesar 2,01 juta kiloliter, dan alpha sebesar 9%.
”Karena itu masyarakat bisa berharap harga solar dan minyak tanah dapat diturunkan, asalkan harga minyak dunia stabil pada kisaran 60 dolar AS per barel,” kata Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzzeta. Selain itu pemerintah tidak menutup kemungkinan yang ada setelah harga minyak dunia turun dari level tertinggi 147 dolar AS pada Juli lalu menjadi dibawah 70 dolar AS saat ini.
Di lain pihak, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2008 kemungkinan akan mengejutkan. Ini mengingat banyaknya pengamat mapun ekonomi yang memprediksikan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi pad Mei 2008 lalu.
Kebanyakan orang melihat negatif kenaikan harga BBM. Tetapi yang jarang direnungkan adalah bahwa dampak kenaikan harga BBM dominannya pada bulan Juni, padahal kuartal itu adalah bulan April, Mei, dan Juni. Suasana pada April dan Mei, sedangkan pada saat itu harga BBM normal tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Namun, pemerntah diminta menaikkan harga BBM secara bertahap, tidak sekaligus mencapai 30%. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan, Selasa (6/5).

B. Dampak yang Timbul Akibat Kenaikan Minyak Tanah
Dalam hal ini kelompok yang paling terkena dampak kenaikkan harga BBM adalah masyarakat berpengahasilan menengah kebawah dan produsen skala menengah dan kecil serta sektor transportasi. Tetapi pemerintah juga harus berhati-hati menentukan besaran kenaikan karena agar tidak terjadi penurunan daya beli yang sangat besar. Dan pemerintah juga harus waspada agar tidak terjadi gejolak harga yang berlebihan dengan kenaikan harga BBM tersebut. Pemerintah juga harus segera memberikan kepastian masyarakat dan dunia usaha. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang dapat menyebabkan pelaku usaha bertindak seenaknya dalam menaikkan harga barang seiring dengan kenaikkan harga BBM tersebut.
Selain masyarakat menengah kebawah yang mengalami dampak kenaikkan ini, sektor distribusi dan transportasi merupakan yang paling terpukul dengan akibat kenaikkan harga BBM tersebut. Namun faktanya, banyak daerah-daerah yang menerapkan retribusi antar daerah untuk pengiriman barang dan hasil-hasil pertanian. Selain itu mereka juga meminta pungli dan retribusi di sektor transportasi dihapuskan, karena itu menjadi beban biaya bagi pelaku usaha. Mereka juga meminta agar UKM disubsidi pemerintah, terutama dengan pengalihan minyak tanah ke gas. Pertamina diminta tidak menaikkan harga gas karena akan menyulitkan UKM dan mendistribusikan kompor gas untuk konversi kepada semua usaha mikro.
Sementara itu ekonom Tim Indonesia Bangkit Hamonangan Ritonga menyatakan pemerintah harus mengantisipasi dampak kenaikkan harga BBM sebesar 25-30 persen bagi penduduk miskin. Pasalnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) hanya membantu penduduk miskin selama BLT tersebut diberikan, setelah itu penduduk miskin tersebut menjdi semakin terpuruk. ”Kenaikan BBM sebesar 30% memang dampaknya tidak terlalu besar bagi penduduk miskin penerima BLT, ” kata Hamonangan. Jika melihat skema BLT yang akan disiapkan pemerintah yang memberikan setiap rumah tangga miskin Rp 100.000,- setiap bulan, penduduk miskin yang memiliki empat anggota keluarga justru diuntungkan karena bantuan yang diberikan lebih besar dari kenaikkan harga barang akibat inflasi.
Tetapi dalam hal ini yang paling penting pemerintah dapat memastikan data penerima BLT bisa akurat sehingga tidak salah sasaran. Data penduduk miskin 2005 sudah tidak relevan sehingga harus ada data ulang penduduk miskin. Pemerintah harus serius melaksanakn program nasional pemberdayaan masyarakat dengan dana 52 triliun rupiah. Jangan sampai program itu dilakukan setengah-setengah karena ini sangat penting untk menggerakkan perekonomian pedesaan.
Menteri Pereknomian Boediono mengatakan pemerintah memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di dalam negeri secara terbatas. Namun berapa besar dan kapan harga BBM akan dinaikkan belum dipastikan. Kebijakan yang akan dilakukan pemerintah ini dalam rangka untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang membuthkan, terutama golongan masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin.
Kenaikan BBM bersubsidi secara terbatas yang dimaksud merupakan bagian dari 1 paket yang terdiri dari 3 elemen, yaitu penghematan secara total, kenaikan beberapa harga BBM bersubsidi secara terbatas, dan kompensasi kepada mereka yang mengalami kehidupan yang berat dibandingkan dengan income mereka yang berpenghasilan rendah dan miskin. Tujuannya adalah untuk mengamankan APBN 2008 dan APBN 2009. Dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi ini, pemerintah tetap akan menjaga defisit dibawah 2%, dan defisit harus tetap dijaga.
Rencana kenaikan BBM bersubsidi ini merupakan sinyal pemerintah kepada seluruh pelaku ekonomi bahwa kenaikan ini masih dalam batas yang bisa ditanggung masyarakat dan dan pelaku ekonomi. Kedua, dari sisi waktu supaya tidak menimbulkan erosi terhadap kepercayaan atau menimbulkan ketidakpastian yang berkepanjangan.

C. Tindakan-tindakan Pemerintah Untuk Menaggulangi Kenaikan Minyak Tanah
Pemerintah juga tengah menyiapkan program kompensasi untuk masyarakat miskin, setelah kebijakan menaikan harga BBM bersubsidi diambil. Salah satu program yang akan diambil adalah Bantuan Tunai Langsung (BLT). Namun banyak pengamat menyatakan program tersebut memiliki banyak kelemahan. Mungkin pemerintah mempertimbangkan bagaimana daya mereka (penduduk miskin) yang sudah sedemikian rendah tersebut dibantu BLT.
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Aziz mengatakan jika pemerintah menggunakan skenario kenaikan harga BBM 28,7 persen pada 1 Juni, akan dihemat hingga Rp 25 triliun. ”Sebagaian dialokasikan untuk BLT Rp 11,5 triliun dan Rp 8,4 triliun untuk mengurangi defisit dari 2,1 persen PDB (Produk Domestik Bruto) menjadi 1,9 persen,” kata Harry.
Namun, Harry menyatakan agar defisit tetap berada di posisi 2,1 persen PDB. Dengan demikian dana Rp 8,4 triliun bisa digunakan program-program padat karya. Salah satu simulasi kenaikan harga BBM yang sudah diterima DPR adalah harga premium dinaikan dari harga Rp 4.500,- per liter menjadi Rp 6.000,- per liter. Lalu harga solar dari Rp 4.300,- per liter menjadi Rp 5.500,- per liter dan minyak tanah dari Rp 2.000,- per liter menjadi Rp 4.000,- per liter.
Harga solar dan minyak tanah bersubsidi dipastikan tidak bisa turun mengikuti harga premium. Ini dikarenakan harga keekonomian solar dan minyak tanah masih diatas harga subsidi. Sesuai keputusan pemerintah, mulai hari ini harga premium (bensin) bersubsidi turun Rp 500,- sehingga menjadi Rp 5.500,- per liter. Tetapi harga solar dan minyak tanah bersubsidi tetap Rp 5.500,- per liter dan Rp 2.500,- per liter.
Biasanya harga perekonomian BBM bersubsidi dihitung berdasarkan rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada bulan sebelumnya. Harga rata-rata ICP sepanjang November mencapai USD 49,32 per barel. ”dengan harga itu, perekonomian solar dan minyak tanah masih lebih mahal,” kata Purnomo.
Untuk 2009, pemerintah akan memakai dua asumsi dalam menentukan harga BBM bersubsidi, yaitu harga keekonomian dan besaran subsidi. Ini memungkinkan harga BBM berfluktuasi mengikuti perkembangan harga minyak mentah. Terkait harga keekonomian, pemerintah akan melihat satu bulan sebelumnya sebagai acuan. Sedangkan asumsi pagu subsidi dengan menetapkan pad aangka tertentu. Artinya, harga BBM bersubsidi akan naik kalau sudah melewati pagu subsidi yang ditetapkan, dan sebaliknya turun kalau masih ada sisa.
Saat ini Purnomo juga menyusun aturan formula BBM bersubsidi yang rencananya akan dirilis dalam bentuk Keputusan Menteri ESDM. Dalam aturan itu, akan disebutkan harga maksimum premium Rp 6.000,- per liter dan solar Rp5.500,- per liter. Melalui pembatasan tersebut, berapa saja tingginya harga miyak mentah Indonesia, harga premium dan solar tidak akan lebih tinggi dari Rp6.000,- dan Rp5.500,- perliter.
Tetapi anggota Organda secara sepakat tidak menurunkan tarir pada 1 Desember nanti. Sebab, penurunan harga premium sebenarnya ditujukan untuk semua pihak, termasuk pengguna mobil pribadi. Sedangkan modal angkutan umum kebanyakan justru menggunakan solar dan sebagian gas. Dapat disimpulkan pemakaian solar lebih banyak dari pada pemakaian premium, maka penurunan Rp 500,- tidak berpengaruh bagi mereka.
Dephub sudah melakukan pembahasan dengan Organda (Organisasi Angkutan Darat) terkait penyesuaian tarif angkutan umum pada 1 Desember. Namun disimpulkan harga premium Rp500,- per liter hanya mempengaruhi 3,4 persen komponen tarif. Dampak berbeda mungkin terjadi apabila yang diturunkan harga solar. Karena itu Organda bersikeras tidak menurunkan tarif angkutan umum meski harga premium turun. Itu juga dipertimbangkan atas kondisi akhir-akhir ini. Melemahnya nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp 12.000 per dolar AS menyebabkan harga suku cadang meningkat 100%.
Salah satu pendapat masyarakat sewaktu kami tanya dalam antrian di pangkalan minyak tanah, ia menuturkan apa yang diputuskan pemerintah walaupun besarannya dianggap tidak besar, adalah upaya nyata pemerintah dalam mendengar seruan masyarakat, juga untu membantu meringankan beban ekonomi mereka, meskipun kelangkaan masih sering terjadi dan menyulitksn mereka. Dan dalam harapan mereka segala aspek yang terkait soal penurunan harga itu dapat menjadikan harga-harga lainnya turun pula seperti biaya produksi dan transportasi.


PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebab kenaikan minyak tanah ini adalah melonjaknya harga minyak dunia yang sangat tinggi hingga kisaran 147 dolar AS per barel, padahal harga stabil dari minyak dunia adalah 60 dolar AS per barel. Dalam hal ini kelompok yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, produsen skala menengan dan kecil (pedagang macam-macam masakan, gorengan dan lain-lain), dan transportasi.
Tetapi dalam hal ini pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah mencanangkan program Bantuan Tunai Langsung (BLT) yang diperuntukan penduduk miskin kebawah, meskipun jumlah nominal yang diberikan tidak terlalu besar. Selain itu pemerintah juga memastikan akan menaikkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri secara terbatas, karena hal tersebut bertujuan untuk mengamankan APBN 2008 dan 2009.

B. Saran
Sebaiknya dalam menaikan harga apapun terutama harga bahan atau kebutuahan pokok, pemerintah memikirkan dampak-dampak yang akan terjadi terhadap masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan menengah kebawah setelah kenaikan harga tersebut. Selain itu pemerintah juga harus bisa menjelaskan kepada masyarakat secara terperinci apa penyebab kenaikan tersebut agar pemerintah tidak terlalu disalahkan oleh masyarakat. Dan dalam pendataan untuk program bantuan seperti BLT pemerintah diharapkan memperoleh data yang relevan agar tidak terjadi kesalahan siapa yang seharusnya menerima dan siapa yang tidak harus menerima.

DAFTAR PUSTAKA


Siswanto, Dampak Kenaikan BBM, www.beritabaru.com, diakses 28 Desember 2008, 20.34 WIB
Harry, Penurunan Tak Berarti Apa-apa, www.surabayapos.com, diakses 28 Desember 2008, 20.45 WIB

Tidak ada komentar: